Senin, 28 Maret 2016




PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

  1. A.    PENGERTIAN
Cairan  tubuh adalah larutan yang terdiri dari unsur dan zat-zat yang terlarut di dalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel yang bermuatan listrik yang disebut ion. Cairan tubuh sebagian berada diluar sel (ekstraseluler) dan sebagian lagi di dalam sel (intra seluler).
  1. Cairan Intra Seluler
Merupakan 40 % dari berat badan total pria rata-rata (28 liter). Cairan masing-masing sel mengandung campuran tersendiri, tapi konsentrasi zatnya cukup mirip antara sel satu dengan sel lain dengan alas an ini cairan intra seluler dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu kompariemen cairan yang besar.
  1. Cairan Ekstra Seluler
Seluruh cairan diluar sel disebut cairan ekstra seluler, terdiri dari cairan intersial dan plasma. Cairan ekstra seluler merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 4liter pada orang dewasa normal. Cairan intersial merupakan ¾ dari cairan ekstra seluler, dan plasma (intravaskuler) ¼ dari cairan ekstr seluler (3 liter).
Cairan ekstra seluler secara konstan terus brcampur, sehingga plasma dan cairan intertisial mempunyau komposisi yang sama.
Asupan cairan harian, ada 2 sumber utama, yaitu :
  1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan yang normalnya menambah cairan tubuh sekitar 200 ml / hari.
  2. Berasal dari sintesis dalam tubuh sebagai hasil oksidasi karbohidrat menambah sekitar 200 ml / hari.
Elektrolit dalam tubuh adalah substansi yang membawa muatan positif (kation) atau muatan negative (anion).
Fungsi dari elektrolit bermuatan positif (kation) dan negative (anion) adalah untuk mentronsmisi implus saraf keotot dan kontraksi otot-otot.
Fungsi dari elektrolit bermuatan positif (kation) yang sangat penting :
a. Kalium         :
  • Suatu kation yang penting 20 x lebih banyak terdapat di sel
  • Penting untuk trasmisi dn konduksi implus-implus saraf dan untuk kontraksi rangka, jantung dan otot polos
  • Penting untuk trasmisi dn konduksi implus-implus saraf dan untuk kontraksi rangka, jantung dan otot polos
  • Diperlukan untuk kerja enzim dalam mengubah karbohidrat menjadi energi, dan asam amino menjadi protein.
  • Meningkatkan penyimpanan glikogen (energi) dalam sel-sel hati
  • Mengatur osmolaritas (konsentrasi solut) dari cairan seluler
b. Natrium
  • Berperan penting dalam osmosis
c. Kalsium
  • Membantu aktivitas saraf dan otot normal
  • Meningktkan kontraksi otot jantung (miokordium)
  • Mempertahankan permeabilitas seluler normal dn membantu pembekuan darah dengaan mengubah protrombin menjadi trombin
  • Pembentukan tulang dan gigi
d. Magnesium
  • Berguna untuk kerja enzim
  1. B.     Etiologi
    1. Gangguan penyerapan pada usus, mutah-muntah, dan berk-berak encer.
    2. Luka bakar yang luas
    3. Tidak mau / tidak bisa makan, masuknya makanan dan minuman yang tidak adekuat
    4. Suhu tubuh yang meningkat
    5. Keringat yang berlebihan
    6. Pendarahan
    7. Gangguan pada ginjal dan hati serta jantung
    8. Obat-obatan (pemakaian deuretis dan pembedahan)
Penyebab-penyebab di atas mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada :
  • Kemampuan osmoliasi / osmalitas
  • Komposisi cairan dan elektrolit
  • Volume
Sebagai manifestasi dari perubahan-perubahan tersebut adalah :
  • Osmalitas
-          HgPo osmalitas menyebabkan hyponalyremia
-          HgPer osmalitas menyebabkan hyponalyremia
  • Cairan dan Elektrolit
-          Hypo kalsemia                                          -   Hyper kalsemia
-          Hypo kalemia                                            -   Hyper kalemia
-          Hypo magnesia                                         -   Hyper magnesia
-          Hypo natremia                                          -   Hyper natremia
  • Volume
-          Kekurangan volume cairan CES (Hypovolemia)
-          Kelebihan volume cairn CES (Hypervalemia)
C.     Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala umum defisit cairan dan elektrolit, adalah :
Ø      Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik)
Ø      Kulit dan selaput lendir jelek
Ø      Berat badan menurun
Ø      Output urine menurun akibat produksi urine menurun
Ø      Rasa lemah serta lemas
Ø      Gemetar dan pucat
Ø      Taclicardi dan dyspnca
Ø      Eritrosit dan Hb serta Hematrokit meningkat
Ø      Ubun-ubun cekung
Ø      Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypavole
Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan elektrolit adalah :
Ø      Turgor jelek (kembali lebih dari 5 detik)
Ø      Kulit dan selaput lender jelek.
Ø      Berat badan menurun
Ø      Output urine menurun akibat produksi urine menurun
Ø      Rasa lemah serta lemas
Ø      Gemetar dan pucat
Ø      Tachicardi dan dysprea
Ø      Eritrosit dan hemoglobin serta hermatokrit meningkat
Ø      Ubun-ubun cekung
Ø      Pada keadaan yang lebih buruk terjadi shok hypouole.
Tanda dan gejala yang khas pada keadaan defisit cairan dan elektrolit adalah:
Ø      Kalium
Ø      Hypokolemia :      Mual, muntah, aritmia, kembung dan otot yang lembek dan kendor.
Ø      Hyperkolemia   :  Mual, kejang perut, oligerta, takikardi dan akhirnya bradikardi lemas dan
  • Natrium
    • Hyponatremia       : Kejang, mual dan muntah.
      • Hypernatremia      : Kulit terasa panas temperature tubuh dan tekanan darah meningkat,lidah kering dan kasar.
    • Kalsium
      • Hypokalsemia       :  Rasacemas, iritabilitas dan tetani (kedutan sekitar mulut, kesemutan dan boal pada jari-jari spasme kompo peda, kontraksi spasmudik spasme laring dan kejang.
      • Hyperkalsemia      :  otot-otot yang kendor, nyeri sekitar daerah yang bertuang dan terjadinya batu ginjal dengan komposisi kalsium.
MEKANISME TUBUH MANUSIA TERHADAP
KESEIMBANGAN CAIRAN  ELEKTROLIT

Keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh akan bergantung pada intake dalam output yang memadai, sehingga output perlu diimbangi dengan intake.
Intake dan output yang normal pada orang dewasa
I n t a k e
Out put
Melalui
Jumlah Pemasukan
Keluar Lewat
Jumlah Pengeluaran
-      Air dalam makanan-      Air dari  oksidasi-      Air minum -  Total - 1.000 ml-   300 ml- 1.200 ml - 2.500 ml - Kulit- Paru-paru- Facees - Ginjal - 500 ml- 350 ml- 150 ml - 1.500 ml
2.500 ml
Mekanisme internal yang bisa mengatur keseimbangan intake dan output dalam tubuh manusia  adalah :
  1. Sodium dan air                        3. Calsium dan phosporus
  2. Kalium                                                4. Status asam basa
  1. Sodium dan air
à Rasa haus
Pengendalian utama pemasukan cairan secara nyata adalah rasa haus. Hypotalamus adalah pusat  yang mengatur rasa haus. Implus dari hypothalamus adalah merangsang cortex cerebral kemudian ditafsirkan sebagai rasa  haus. Cairan tubuh yang hytertonik tinggi osmataritas, biasanya tinggi sodiumakan merangsang perasaan haus pada hypothalamus. Pengatur utama dari osmalaritas ekstracelluler adalah sodium dan pengaturan utama osmalaritas intracellular adalah kalium.
à  Ginjal
Pengendalian utama dari out put adalah ginjal. Ginjal mempunyai peranan penting dalam mengatur volume dan osmalaritas cairan tubuh. Keseimbangan air dan sodium banyak tergantung pada :
  1. Kecepatan glomeroli untuk menyaring
  2. Antidluresis Alomon (AOH)
  3. Sistem Aldosteron – Renin – Anglontensin
  1. E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium        : hemoglobin, hematokrit, elektrolit,serum, berat jenis urine, osmolaritas urine, analisa gas darah (GOA)BE (Basexcess) dan bikarbonat (HCO3).
  1. F.     PENATALAKSANAAN
    1. Perawatan
à  Pada keadaan defisit cairan dan elektrolit
  • Kaji status kulit, turgor serta selaput lendir
  • Obsesi mual, muntah dan adanya diare
  • Catat frekuensi konsistensi diare
  • Observasi intake dan out put cairan secara akurat
  • Catat penurunan berat badan setiap hari
  • Obsesi pemberian cairan untuk untuk mempertahankan hidrasi
  • Minimalisasi pendarahan bila ada
  • Monitor elektrolit khususnya kalium dan kemungkinan gangguan keseimbangan asam basa
  • Catat kelainan otot
  • Obsesi keluaran keringat yang berlebihan
  • Obsesi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
à Pada saat kelebihan cairan dan elektrolit
  • Kaji status cairan, obsesi intake dan out put
  • Jelaskan pada pasien bahwa pentingnya pembatasan cairan
  • Obsesi kulit,turgor dan  selaput lender
  • Ukur / timbangan berat badan setiap hari pada waktu, alat dan pakaian yang sama
  • Catat  perubahan TD, RR, N setiap perubahan posisi dan aktivitas.
  • Obsesi tanda-tanda vital setiap 3 jam
  • Obsesi urine, kadar elektrolit dan suara jantung paru
  • Obsesi adanya etema parifer
  • Obsesi adanya gejala lemah, lelah dan anoreksia.
  1. Medis
à Pada keadaan defisit cairan dan elektrolit
-          Pemberian kalium tambahan                     – Pemberian antibiotik
-          Pemberian cairan paranteral
à Pada keadaan kelebihan cairan dan elektrolit
-          Pemberian seuretik                        -  Pemberian oksigen
-          Pemeriksaan elektrolit                   -  Pengaturan dret rendah garam
  1. Kalium
Apabila kalium meninggalkan sel, sodium dan hydrogen dalam sel dalam cairan ekstracelluler akan masuk ke dalam sel dengan cairan intracellular menjadi lebih asam dan cairan ekstraseluler menjadi basa kalium keluar dari sel apabila :
  1. Kegiatan fisik yang melelahkan
  2. Metabolisme sel  terganggu
  3. Kematian dari sel.
Pada kondisi-kondisi tertentu  akan terjadi hypo dan hyperkalemia dengan gejala seperti yang telah diuraikan di atas. Dengan munculnya tanda dan gejala tersebut diperlukan tindakan penambahan / pengurangan kalsium.
  1. Kalsium dan phosporus
Sebagian besar (90%) dari kalsium dan phosporus terdapat pada tulang dan gigi dan hanya sebagian kecil (1%) yang terdapat dalam darah. Apabila jumlah kalsium dalam darah meningkat, jumlah phosporus menurun, demikian sebaliknya. Hubungan timbale balik sangat penting untuk tetap dipertahankan, karena peningkatan yang bersamaanakan mengakibatkan endapan kadar kalsium dalam cairan tubuh tergantung 3 hal : 1. Parathormon,         2. Vitamin D, 3. Calcitonin
  1. Status asam basa
Ion-ion hydrogen  adalah vital dalam mempertahankan kesehatan dan kehidupan. Cairan intraceluler dan cairan ekstraceluler mengandung hydrogen. Hydrogen memerlukan asam atau basanya suatu larutan, makin meningkatnya  hydrogen dalam suatu larutan, makin asam pula larutan tersebut. Hydrogen beredar dalam 2 bentuk, yaitu:
  1. Volatile hydrogen atau karbonie acid dalam bentuk CO2 dan air dan diekskresikan  melalui paru-paru, metabolisme yang sempurna berasal dari lemak dan karbohidrat menghasilkan hydrogen volatile.
  2. Non volatile hydrogen : Metabolisme yang tidak sempurna dari lemak dan karbohidrat membentuk lactid acid. Pyravid acid dan ciric acid yang merupakan kandungan dari non volatile hydrogen dan diekskresikan oleh ginjal.
PH adalah ukuran yang dipakai untuk mengukur, asiditas atau alkalinitas di dalam suatu larutan. PH 7 normal, PH < 7 asam, PH > 7 basa.
  1. G.    DIAGNOSA
Resiko defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak ada kuat dan pindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler ditandai dengan :
  1. Input dan out put tidak seimbang
  2. Bibir kering dan pecah-pecah
  3. Muntah-muntah
  4. Perubahan denyut nadi dan TD.
Tujuan :
  1. Input dan out put seimbang / kebutuhan cairan terpenuhi
  2. Mukosa bibir tidak kering
  3. Muntah tidak ada /berkurang
  4. Vital sign normal
Intervensi :
  1. Awasi TTV tiap 1 jam
  2. Obsesi intake dan output
  3. Anjurkan untuk sering minum
  4. Kolaborasi untuk pemberian cairan intravena
  5. Ukur berat badan 2 x / hari dan bandingkan cairan dalam 24 jam
  6. Berikan perawatan  mulut dan kulit
  7. Obsesi tingkat dehidrasi perubahan turgor kulit dan membrane mukosa
  8. Atur suhu lingkungan.
Rasionalisasi :
  1. TTV membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
  2. Penurunan pengeluaran urine pekat dengan peningkatan bj
  3. Dapat  meningkatkan jumlah cairan tubuh untuk mencegah terjadinya  sypaselenic
  4. Indikasi kekuatan sirkulasi parifer
  5. Perubahan berat badan tidak secara akurat mempengaruhi penyembuhan
  6. Kulit dan membrane mukosa kering dengan penurunan elastisitas karena vasokontriksi dan penurunan air intra celuler
  7. Untuk mengidentifikasi kekurangan cairan dan elektrolit
  8. Suhu ruangan yang panas mempercepat kehilangan cairan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar